Permata Hati



 

Aku hanya ingin mengatakan selamat pagi pada embun penyejuk hatiku
Sebuah kesederhanaan cinta telah kau tawarkan dan tunjukkan
Melelui setetes embun, ada kesejukan yang menyapa
Begitu pula melalui tutur katamu yang indah
Setiap tutur katamu adalah ucapan doa untukku
Untuk anakmu yang masih bodoh ini
Lembut belaianmu, tak pernah ada yang menggantikan
Usap sayang dan kasihmu, tak pernah usang termakan oleh waktu
Hingga ajal menjemput raga ini, izinkanku kelak memasangkan mahkota terindah kepadamu
Sebagai jalan penebusan segala kebaikan yang tak pernah tergantikan
Belumlah cukup semua ini, bisa membayar segala kebaikanmu
Berlimpah materipun, masih belum sanggup membayarnya
Komat kamit kau ucap dan serukan pada setiap jejak langkah anakmu ini
Meskipun terkadang sering anakmu menyangkal dan tak mematuhimu
Senyum merekahmu tak pernah berhenti menyinari
Seraya mengatakan, “selamanya, kau tetap anakku, jadilah dewasa nak”
Terpogoh-pogoh raga ini menuntut ilmu di negeri orang, belum pantas disandingkan denganmu yang dengan susah payah mencari nafkah untuk membiayai anakmu ini

Dering sms selalu berbunyi, darimu duhai permata hatiku
Sekadar menanyakan kabar, aktifitas apa
Betapa bodohnya anakmu ini yang terkadang acuh dan menghiraukannya
Padahal, sms dari teman langsung direspon
Duh mak…
Duh Gusti…
Mencoba memahami dan meresapi
Ternyata semua yang kulakukan salah
Dan sekarang, aku selalu merespon dan sms duluan
Aku rindu akan senyum merekah itu
Keriput mulai terlihat di raut wajahnya yang sendu
Aku ingin memeluk seerat mungkin, dan tak ingin ku lepaskan
Hingga mata ini terpejam nanti, aku ingin membuat bahagia
Kedua permata hatiku



Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seberkas Cahaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger