laporan kf 2 kesetimbangan larutan iodin

KESETIMBANGAN LARUTAN IODIN

A.    Tujuan Percobaan
1.      Menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut.
2.      Menentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodide, dan ion triiodida.

B.     Dasar Teori
Ukuran kuantitatif banyaknya solute yang terdapat dalam kedua pelarut dapat dilihat dari koefisien distribusi atau angka banding distribusi, yang dapat dihitung berdasarkan hokum Nernst. Hukum ini menyatakan bahwa solute akan mendistribusikan diri diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga setelah kesetimbangan distibusi tercapai, perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua fase pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan yang disebut koefisien distribusi (http://journal.um.ac.id).
Hubungan konsentrasi reaktan dan produk pada kesetimbangan dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan (Kc). Konstanta kesetimbangan dinyatakan sebagai hasil bagi antara konsentrasi produk dipangkatkan dengan masing-masing koefisien, dengan konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan masing-masing koefisiennya. Diasumsikan reaksi reversible berlangsung lewat mekanisme satu tahap elementer baik pada arah maju maupun arah balik.
A + B         AB2
Konstanta kesetimbangan konsentrasinya ialah:
Kc=
Jika Kc lebih besar daripada 1 (K>>1) kesetimbangan akan terletak di sebelah kanan tanda panah reaksi dan lebih ke arah produk. Sebaliknya, jika constanta kesetimbangan jauh lebih kecil daripada 1 (K<<1), kesetimbangan akan terletak di sebelah kiri dan lebih kea rah reaktan (Chang. 2004).
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut pada sejumlah tertentu pelarut, pada suhu tertentu. Dalam konteks kualitataif, ahli kimia membagi zat-zat sebagai zat dapat larut, sedikit larut, dan tidak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut apabila sebagian zat tersebut melarut bila ditambahkan dengan air (Chang.2004).
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan merupakan pemisahan komponen kimia diantara dua pelarut yang tidak dapat saling bercampur dimana sebagian komponen larut dalam fase pertama dan sebagiannya lagi larut pada fase kedua. Kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentukdua lapisan fase zat cair. Komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap (Sudjadi.1986).
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap (batch), ekstraksi kontinue, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai, lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit (Khopkar.2003).
Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O.

C.     Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan praktikan dalam pecobaan kesetimbangan larutan iodin ialah erlenmeyer 125mL, gelas arloji besar, pipet volume 25mL, bola hisap, spatula, magnetic stirer, corong gelas kecil, statip dan klem kontak,  buret 50mL, statip dan o-ring, corong pisah 250mL, labu ukur 50mL, gelas piala 100mL.
 Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan praktikan ialah Kristal I2, larutan KI 0,1 M, larutan Na2S2O3 0,1 M, kloroform, indikator amilum, serta akuades.

D.    Cara Kerja
Ada serangkaian langkah kerja yang perlu dilakukan praktikan dalam praktikum kesetimbangan larutan iodin. Pertama, pada penentuan konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin dilakukan dengan cara 25 mL kloroform dimasukkan dalam masing-masing 3 erlenmeyer 250 mL. Ke dalam masing-masing erlenmeyer 250 mL dimasukkan 0,5 ; 1; dan 1,5 gram Kristal I2. Masing-masing campuran diaduk dengan magnetic stirer sampai I2 benar-benar larut. Larutan dipindahkan ke dalam corong pisah, lalu ditambahkan dengan 25 mL akuades, dikocok dan didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan. Kedua lapisan dipisahkan, volume masing-masing larutan diukur. Kemudian, ditambahkan dengan indikator amilum yang kemudian ditirasi dengan Na2S2O3 sampai titik ekivalen.
Sedangkan pada penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi larutan iodin, dilarutkan 1 gram Kristal I2 dalam 25 mL kloroform pada gelas beker. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL, lalu ditambahkan dengan larutan KI sampai tanda batas. Kemudian, larutan dipindahkan ke dalam corong pisah, dikocok lalu didiamkan beberapa menit hingga tampak 2 lapisan. Lalu, kedua lapisan dipisahkan, dan volume masing-masing diukur. Diambil 10 mL kloroform, ditambahkan dengan indikator amilum yang kemudian dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 sampai titik ekivalen.

E.     Data Pengamatan

1.      Tabel Data

No
Perlakuan
Hasil Percobaan
1.
Massa iodin I
0,5093 gram
2.
Massa iodin II
1,0300 gram
3.
Massa iodin III
1,5151 gram
4.
Massa iodin IV
2,0070 gram
5.
Kloroform 25 ml + kristal iodin
Larut, unggu anggur
6.
Di pindahkan ke dalam corong pisah
Terbentuk 2 lapisan, atas berwarna kekuning-kuningan, bagian bawah ungu anggur
7.
Kloroform dititrasi + indikator amilum
Warna ungu anggur berubah hingga tak berwarna / bening
8.
Air dititrasi + indikator  amilum
Warna kekuningan hingga tak berwarna/ bening
9.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada kloroform ketika 0,5 gram
22,1 ml
10.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada air  ketika 0,5 gram
0,9 ml
11.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada kloroform  ketika 1,0 gram
37,5 ml
12.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada air  ketika 1,0 gram
1,85 ml
13.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada kloroform  ketika 1,5 gram
28,1 ml
14.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada air ketika 1,5 gram
1,5 ml
15.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada kloroform  ketika 2,0 gram
48,4 ml
16.
Volume Na2S2O3 0,1 M pada air  ketika 2,0 gram
Dibuang






2.      Grafik Hubungan Antara mol I2 air dan mol I2 kloroform



F.      Pembahasan
Praktikum yang berjudul kesetimbangan larutan iodin bertujuan untuk menentukan konstanta kesetimbangan disrtibusi iodin diantara dua pelarut, serta menentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodida, dan ion triiodida. Prinsip kerja dari percobaan ini ialah melakukan ekstraksi untuk menentukan harga konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) dan konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc).
Pada penentuan konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin, awalnya kloroform dimasukkan ke dalam 3 erlenmeyer. Pada masing-masing Erlenmeyer dimasukkan kristal iodin dengan berbagai variasi. Setelah itu, dilakukan pengadukan dengan magnetic stirrer dan dipanaskan di atas hot plate. Dilakukan pengadukan bertujuan agar larutan bisa menjadi homogen. Pengadukan pada massa kristal yang lebih banyak, membutuhkan waktu yang agak lama. Larutan iodin dalam kloroform itu larut, serta berwarna ungu anggur. Lalu, dipindahkan ke dalam corong pisah, serta ditambahkan dengan akuades. Kemudian, dilakukan ekstraksi. Penambahan akuades bertujuan agar I2 terdisribusi secara merata ke dalam kloroform dan air. Larutan dikocok dan didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berwarna kekuning-kuningan, sedangkan lapisan bawah berwarna ungu anggur. Lapisan atas ialah iodin dalam air sedangkan lapisan bawah ialah larutan iodin dalam kloroform. Hal ini disebabkan berat jenis kloroform lebih besar dibandingkan dengan air. Selanjutnya, ditambah dengan indikator amilum. Penambahan indikator amilum berfungsi untuk menunjukkan telah tercapainya titik akhir titrasi dengan ditandai adanya perubahan warna. Kemudian larutan dititrasi dengan Na2S2O3. Fungsi penggunaan Na2S2O3 ialah agar konsentrasi I2 dapat dihitung setelah titrasi, hal ini terjadi karena Na2S2O3 bisa beraksi dengan I2. Titrasi dihentikan setelah tercapai titik ekivalen, yang ditandai dengan perubahan warna dari ungu anggur ke tidak berwarna. Volume Na2S2O3 yang digunakan pada 0,5 gram I2 kloroform ialah 22,1 mL. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-
Lapisan atas, yaitu iodin dalam air juga ditambah dengan indikator amilum, serta dititrasi dengan Na2S2O3. Diperoleh volume Na2S2O3 pada air yang digunakan ialah sebanyak 0,9 mL pada 0,5 gram Kristal I2. Sedangkan pada 1,0 gram kristal I2 dalam kloroform volume Na2S2O3 yang digunakan ialah 37,5 mL; sedangkan larutan I2 pada air volume Na2S2O3 yang digunakan ialah 1,85 mL. Dan, pada 1,5 gran kristal I2 dalam kloroform, volume Na2S2O3 ialah 28,1 gram; sedangkan larutan I2 pada air volume Na2S2O3 ialah 1,5 mL. Setelah semua data diperoleh, kemudian ditentukan Kcnya. Volume Na2S2O3 0,1 M pada 2,0 gram kristal I2 pada kloroform ialah 48,4 mL.


Berikut ini ialah kesetimbangan yang terjadi:
I2 + I- I3-
Sebelum menentukan Kc, ditentukan dulu nilai Kdnya. Awalnya, dicari dulu mol dari masing-masing I2 pada air dan kloroform. Mol I2 kloroform pada massa 0,5 gram; 1,0 gram; 1,5 gram ialah 2,76 x 10-3 mol, 4,69 x 10-3 mol, 3,50 x 10-3 mol. Sedangkan mol I2 pada air masing-masing ialah  4,50 x 10-5 mol;  9,25 x 10-5 mol;  7,50 x 10-5 mol. Untuk mengetahui kesetimbangan konsentrasi I2 dalam air, harus ditentukan dahulu harga Kd, yang diperoleh dari grafik. Diperoleh persamaan garis dari grafik ialah:
y = 38,903x + 0,0009
Dari nilai y di atas, 38,903 merupakan nilai Kd nya. Dari grafik hubungan antara mol I2 dalam air, serta mol I2 dalam kloroform diperoleh grafik yang berbentuk linear. Hal ini menunjukkan bahwa antara mol I2 kloroform, berbanding lurus dengan mol I2 dalam air. Jadi, apabila mol I2 kloroform besar, maka mol I2 dalam air juga semakin besar.
Untuk menentukan harga Kc, dicari dulu mol dari I2, I-, serta I3- . diperoleh mol masing-masing ialah  7,88 x  0,74  x 10-3 mol, serta   1,76  x 10-3 mol. Berdasarkan reaksi kesetimbangan dari I2 + I- I3-  dapat ditentukan harga Kc melalui:
Kc           =
Dari [I2] dalam air diketahui harga Kcnya ialah 2,32. Dalam hal ini harga Kc yang bernilai positif berarti percobaan yang dilakukan praktikan berhasil. Karena, semakin banyak kristal I2 yang digunakan, maka volume titrannya juga semakin besar.



G.    Kesimpulan
1.      Nilai konstanta kesetimbangan distribusi (Kd)  iodin yang diperoleh ialah 38,903.
2.      Nilai konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc) iodin, iodida, serta triiodida  yang diperoleh ialah 2,32.

H.    Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta: UGM Press.






Yogyakarta, 7 Maret 2013

Asisten                                                                                                Praktikan

Arum Pangesti
LAMPIRAN

1.      Perhitungan

a.       Penentuan Kd iodin
Ø  Massa 0,5 gram
Mol I2 kloroform         =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,25 M . 22,1 x 10-3
                                                            =  2,76 x 10-3 mol

Mol I2  air                    =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,1 M . 0,9  x 10-3
                                                            =  4,50 x 10-5 mol

Ø  Massa 1,0 gram
Mol I2 kloroform         =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,25 M . 37,5 x 10-3
                                                            =  4,69 x 10-3 mol

Mol I2  air                    =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,1 M . 1,85 x 10-3
                                                            =  9,25 x 10-5  mol




Ø  Massa 1.5 gram
Mol I2 kloroform         =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,25 M . 28 x 10-3
                                                            =  3,50 x 10-3 mol

Mol I2  air                    =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,1 M . 1,5 x 10-3
                                                            =  7,50 x 10-5  mol


b.      Penentuan Kc

I2  + I-   I3-

Mol I2 kloroform                     =   M S2O3 . VS2O3
                                                            =    . 0,25 M . 48,4 x 10-3
                                                            =  6,05 x 10-3  mol

Mol I2 total                              =      =  
                                                            =  7,88 x

Mol I2 air                                            =   
                                    = 
= 0,13 x 10-3 mol

Mol I3-                                    = mol I2 total - (mol I2 kloroform+mol I2 air)
                                                                  = 7,88x10-3- (6,05 + 0,13) x 10-3
                                                                  = 1,76  x 10-3 mol

                  Mol I-  total                            =  M KI x V KI
                                                                  = 0,1 x 25 x 10-3
                                                                  = 2,50 x 10-3 mol

                  Mol I-                                      = mol I- total – mol I3-
                                                                  = 2,50 x10-3mol – 1,76x 10-3 mol
                                                                  = 0,74  x 10-3 mol

I2            +          I-                        I3-


Kc           =

                          =    
                                                      
                                                =  = 2,32
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seberkas Cahaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger