ANDAI AKU JADI PRESIDEN
Pemrhelatan panjang hidup manusia,
selama dipimpin oleh presidennya terdahulu, telah mengalamai fase yang berbeda
cerita dan berbeda alur. Berbagai permasalahan pelik, suka, serta duka bangsa
ini yang terpampang rapi dalam buku harian bangsa tercinta ini. Korupsi,
kemiskinan, pengangguran, kelaparan, masalah pendidikan dan hal lainnya tampak
mewarnai lika-liku perjalanan bangsa ini. Belum lagi media massa yang juga ikut
menggembor-gemborkan permasalahan yang ada. Demikian juga krisis politik yang
juga telah menjadi bagian dari itu semua. Inikah gambaran bangsa Indonesia sekarang
ini sebagai bangsa yang besar?
Siapa yang tak kenal dengan bangsa
Indonesia? Bangsa yang begitu besar dan tentunya punya memori sejarah yang luar
biasa mengena. Beragam etnik dan budaya turut mewarnai ragam bangsa ini. Tentunya,
diperlukan pemimpin yang berkompeten untuk bisa menjadikan bangsa ini menjadi
lebih baik. Sekarang, mari kita berbicara tentang masa depan. Masa depan
sebagai seorang yang luar biasa, "Andai aku menjadi Presiden."
Siapa yang tidak bercita-cita
menjadi seorang Presiden? Khalifah bagi bangsa yang besar ini? "Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan mereka," benarkah
demikian? Lantas, langkah apa yang harus dilakukan seorang Presiden untuk
menjadikan bangsa Indonesia ini menjadi lebih apik?
Andai aku menjadi Presiden,
rasa-rasanya banyak hal yang ingin saya lakukan dalam rangka pembaharuan bangsa
tercinta ini. Sektor utama yang akan saya perbaiki ialah sektor pendidikan. Seperti
yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia kurang begitu baik.
Hal ini terbukti dengan kualitas guru, sarana belajar yang kurang memadai,
apalagi di daerah terbelakang sana. Keadaannya mungkin lebih memprihatinkan
dari yang kita duga. Fungsi pendidikan sendiri ialah untuk menyiapkan sumber
daya manusia sebagai langkah pembangunan dari bangsa ini. Setiap jengkal
langkah pembangunan selalu diupayakan beriringan dengan tuntutan kemajuan
zaman. Perkembangan zaman yang kiranya selalu memunculkan berbagai permasalahan
baru yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.
Andai aku menjadi Presiden, saya
akan memberikan pendidikan yang layak kepada rakyat. Hal ini bisa dilakukan seperti,
memberikan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, menyiapkan guru yang
berkompeten dalam bidangnya, sehingga mereka akan termotivasi dan mau belajar
lebih giat lagi. Melalui jalan itu, setidaknya kita telah mempersiapkan
generasi penerus bangsa yang terdidik. Saya akan menggalakkan pendidikan gratis
dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Dengan demikian, jika generasi penerus
bangsanya pernah mencicipi resep bersekolah, maka mereka akan mencari lapangan
pekerjaan yang lebih layak, sehingga angka pengangguran di Indonesia bisa
ditekan. Kemudian munculnya gepeng juga dapat teratasi dengan ketrampilan yang
mereka peroleh saat bersekolah. Hal ini juga tentunya diiringi dengan
penyediaan lapangan pekerjaan dari pemerintah sendiri. Kemudian, saya akan
mengadakan pelatihan bagi guru di seluruh Indonesia. Hal ini tentunya bertujuan
agar kualitas gurunya seragam, sehingga tidak ada yang namanya diskriminasi
lagi dalam ranah pendidikan. Serta tidak ada lagi guru yang mengampu mata
pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
Selain itu, saya akan membenahi
sistem dalam negara ini agar menjadi lebih baik dan benar. Apabila sistem
negaranya baik, maka secara tidak langsung orangnya pun akan dipaksa menjadi
baik. Kemudian, yang akan saya lakukan adalah membenahi masalah hukum yang saat
ini tumpang tindih, baik dari sisi norma maupun dalam penerapan sistem hukum
itu sendiri. Hukum di Indonesia yang sekarang kita lihat ini, merupakan hukum
yang carut marut. Hal ini bisa jadi dikarenakan adanya pemberitaan media yang
sekiranya kurang dapat mengcover itu
semua.
Hukum di negara ini dapat
diselewengkan dan disuap dengan mudahnya, dengan inkonsistensi hukum di
Indonesia. Misalnya dalam lingkungan terdekat kita, saat tilang polisi lalu
lintas. Terkadang beberapa ataupun banyak oknum polisi yang tidak segan meminta
disuap, agar kasus tilang ini bisa diperpanjang. Tentunya hal ini sudah menjadi
rahasia umum bukan? Andai saya menjadi presiden, saya akan tegas dan teliti
dalam memilih orang-orang yang ada di penegak hukum. Perlu orang-orang yang
cakap dalam hukum, serta mempunyai pendirian yang kuat sebagai tameng bangsa
ini. Apabila kita mampu membenahi sistem negara dan sistem hukum, maka akan
terbangun ekonomi, sosial, budaya yang baik.
Lalu, saya akan menjalin silaturohim
dengan negara yang lain. Saya akan mencoba mengabdikan diri saya untuk rakyat
dan bekerja setulus hati demi rakyat, seperti kata Abraham L bahwa "Goverment of the people, by the people, and
for the people," yang artinya pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Sejalan dengan konsep demokrasi bangsa ini bukan? Tapi, dalam
kacamata saya saat ini demokrasi di bangsa ini sudah kebablasan. Bagaimana saya
bisa berbicara demikian? Mengapa tidak? Lihat faktanya saja sekarang ini.
Menggembor-gemborkan atas nama rakyat, tapi nyatanya "apa-apa" telah
diwakili para wakil rakyat yang duduk nyaman di atas sana. Jalan-jalan ke luar
negeri diwakili mereka, hidup enak diwakili mereka. Sungguh miris hati ini,
walaupun mungkin ada wakil rakyat yang memang benar-benar memperjuangkan hak
rakyat secara penuh. Maka dari itu, saya akan memilih orang-orang yang ada
dalam kabinet saya dengan orang-orang yang berkompeten di bidangnya, serta
mampu tahan dari godaan "syaitan." Misalnya saja, saya akan
mengangkat Ust. Yusuf Mansur sebagai menteri keuangan, kemudian menteri
kesehatan saya akan mengangkat Ust. Danu. Are
you agree with me? ^_^
Andai aku menjadi Presiden, saya
juga akan menghukum seberat-beratnya kepada para koruptor. Saya tidak mau
melihat ada rakyat saya yang melakukan korupsi dalam skala besar maupun kecil.
Korupsi di negeri ini sudah menjangkiti seluruh lembaga pemerintahan dari
tingkat tinggi hingga tingkat RT/RW. Rilis yang dikeluarkan oleh Lembaga Transparency Internasional Indonesia
(TII) melansir Indonesia berada di empat negara terbawah dalam urutan tingkat
korupsi. Yang artinya, Indonesia meraih top 4 dalam ranah korupsi. Berdasarkan
indeks persepsi korupsi yang dilansirnya, Indonesia berada di angka 32. Indeks
persepsi korupsi ini merupakan indikator gabungan yang mengukur tingkat
persepsi korupsi dari berbagai negara. Ngeri sekali bukan?
Sebagai Presiden RI, saya akan
melakukan hal-hal berikut ini. Pemberantasan korupsi hendaknya di lakukan dari
tingkat terbawah dulu. Misalnya saja, saya akan menambahkan gaji bagi para
pegawai negeri. Saat mereka mendapatkan gaji yang cukup, kemungkinan untuk
mengambil kas negara juga bakal menurun. Di sisi lain, saya juga akan
menguatkan KPK sebagai lembaga yang sangat vital dalam ranah pemberantasan
korupsi. Lembaga ini harus tahan dari berbagai pengaruh dan kepentingan para
penguasa elite partai di negeri ini. Menurut saya, lembaga KPK saat ini sudah
bagus kinerjanya, dan tentunya masih harus ditingkatkan lagi etos kerja mereka.
Terus carilah tikus-tikus yang senantiasa menggerogoti kokohnya kayu pada
bangunan bangsa ini.
Kemudian, mengenai masalah narkoba
dan sekawannya. Berita dari vivanews.com yang saya peroleh, menyatakan bahwa
Iran menjadi negara terbesar pemasok narkoba di Indonesia. Hal itu dikarenakan
bahwa harga sabu-sabu Iran sangat murah, sehingga keuntungan yang diperoleh
bisa mencapai 4000 persen. Berdasarkan
survei yang dilakukan BNN, jumlah pencandu Narkotika pada 2008 sebesar 3,3 juta
atau 1,99 persen dari penduduk Indonesia. Penyalahgunaan narkotika yang paling
banyak digunakan pada jenis narkotika sintesa khususnya sabu-sabu. Pengguna
narkotika jenis ini meningkat 33 persen.
Sungguh, Indonesia penuh dengan
warna kehidupan. Dalam hal ini, saya bertindak sebagai Presiden RI akan lebih
sigap dalam mengatasi masalah ini. Melalui penyuluhan anti narkoba, mungkin
salah satu caranya dengan menggerakkan kerja sama antara kepolisian dengan
masyarakat, diharapkan tidak banyak generasi penerus bangsa yang terjerumus
dalam lingkar hitam narkoba. Sehingga, pengguna narkoba di Indonesia bisa
ditekan angkanya. Lagi dan lagi, memberikan ketrampilan dan keahlian kepada
generasi penerus bangsa, agar waktu luang mereka tidak digunakan untuk bercumbu
dengan narkotika. Melalui hal ini juga, kita bisa menyiapkan generasi penerus
bangsa, yang memiliki masa depan cerah tanpa ada noda kecanduan.
Tentunya, sebagai Presiden RI masih
banyak hal dan PR yang harus ditangani dan dibenahi. Dengan seluruh pernyataan saya di atas,
pasti ada yang beranggapan bahwa menjadi seorang Presiden itu sulit. Benar sekali, untuk menjadi seorang
presiden
itu sangat sulit. Hal ini dikarenakan kita akan memimpin banyak orang. Apabila
kita saja belum bisa memimpin diri sendiri, bagaimana kita bisa memimpin orang
lain dan masyarakat luas? Maka dari itu, untuk menjadi presiden kita harus
belajar terlebih dahulu memimpin diri kita sendiri, keluarga, masyarakat
sekitar. Bukan hal yang mudah bukan? Maka, berapresiasilah kepada presiden
sekarang dan pendahulunya, yang telah memimpin bngsa ini dengan cara mereka.
Mari lanjutkan mimpi kita untuk menjadi Presiden RI yang akan menjadikan
Indonesia sebagai oase dunia.
+ komentar + 1 komentar
asssalamualaikum kak ijin copas essay dan artikelnya ya kak buat tugas kuliah soalnya butuh bangetz
Posting Komentar