diagram terner sistem zat cair 3 komponen

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN
A.    Tujuan Percobaan
1.      Mempelajari kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
2.      Menggambarkan diagram fase untuk tiga komponen.

B.     Dasar Teori
C.     Alat dan Bahan
1. Alat
     Alat-alat yang diperlukan praktikan dalam percobaan diagram terner sistem zat cair tiga komponen ialah buret 50 mL, erlenmeyer 125 mL, pipet ukur 10 mL, gelas piala 50 mL, kertas label, botol akuades, corong gelas kecil, klem katak, statif dan bola hisap.
2. Bahan
     Bahan-bahan yang diperlukan praktikan dalam percobaan diagram terner sisitem zat cair tiga komponen ialah akuades, kloroform dan asam asetat glasial.
D.    Cara Kerja
     Ada serangkaian langkah kerja, yang perlu dilakukan dalam percobaan diagram terner sistem zat cair tiga komponen. Pertama, digunakan kloroform sebagai titrannya, sedangkan yang kedua ialah digunakan air sebagai titrannya. Tahap pertama, erlenmeyer sebanyak 5 buah ditimbang kemudian masing-masing massa erlenmeyer dicatat dan diberi label erlenmeyer 1, 2, 3, 4, dan 5. Setelah ditimbang, erlenmeyer 1, 2, 3, 4, dan 5 diberikan asam asetat dengan volume 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 mL lalu ditimbang dan dicatat massanya. Kemudian ditambahkan akuades masing-masing 9 mL, 8 mL, 7 mL, 6 mL, dan 5 mL, lalu ditimbang dan dicatat  massa yang diperoleh. Kemudian, dilakukan hal yang sama untuk erlenmeyer nomor 1, 2, 3, serta 4, sebagai perlakuan erlenmeyer nomor 6, 7, 8, serta 9. Lalu, ditambahkan dengan asam asetat dengan variasi volume 6 mL, 7 mL, 8 mL, serta 9 mL. Dilakukan penimbangan dan dicatat massanya. kemudian, ditambahkan dengan akuades masing-masing 4 mL, 3 mL, 2 mL, serta 1 mL. Setelah itu, larutan tersebut dititrasi dengan menggunakan kloroform hingga terjadi kekeruhan kemudian ditimbang dan dicatat massanya.
     Kedua, digunakan air sebagai penitrannya. Erlenmeyer sebanyak 5 buah ditimbang kemudian masing-masing massa erlenmeyer dicatat dan diberi label erlenmeyer 1, 2, 3, 4, dan 5. Setelah ditimbang, erlenmeyer 1, 2, 3, 4, dan 5 diberikan asam asetat dengan volume 5 mL, 6 mL, 7 mL, 8 mL, dan 9 mL lalu ditimbang dan dicatat massanya. Kemudian ditambahkan kloroform masing-masing 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL lalu ditimbang dan dicatat  massa yang diperoleh. Kemudian, dilakukan hal yang sama untuk erlenmeyer nomor 1, 2, 3, serta 4, sebagai perlakuan erlenmeyer nomor 6, 7, 8, serta 9. Lalu, ditambahkan dengan asam asetat dengan variasi volume 6 mL, 7 mL, 8 mL, serta 9 mL. Dilakukan penimbangan dan dicatat massanya. Kemudian, ditambahkan dengan kloroform masing-masing 4 mL, 3 mL, 2 mL, serta 1 mL. Setelah itu, larutan tersebut dititrasi dengan menggunakan akuades hingga terjadi kekeruhan kemudian ditimbang dan dicatat massanya.

E.     Data Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Kloroform Sebagai Titran
Erlenmeyer

Erlenmeyer
Kosong
(gram)
Erlenmeyer +
Asam Asetat
(gram)
Erlenmeyer +
Asam asetat +
Aquades
(gram)
Erlenmeyer + Asam asetat + Aquades + Kloroform
(gram)
Volume
(mL)
1
95,07
96,20
105,21
107,91
9
2
98,12
100,20
108,01
119,24
8
3
96,48
99,60
106,64
116,98
7,50
4
93,55
97,64
103,67
115,23
8
5
94,04
99,25
104,15
128,30
16,50
6
   95,07
101,30
105,43
113,70
6,50
7
98,12
105,53
108,63
113,42
33
8
96,48
105,11
107,05
119,40
8,50
9
93,55
103,13
104,12
133,06
0,60




Fraksi Mol Air
Fraksi Mol Asam Asetat
Fraksi Mol Kloroform
79,99%
3,02%
16,99%
77,10%
6,18%
16,72%
73,87%
9,79%
16,33%
67,04%
13,62%
19,34%
48,48%
15,50%
36,01%
56,96%
25,81%
17,22%
51,64%
36,59%
11,76%
30,37%
40,52%
29,11%
11,99%
34,96%
53,04%


b. Akuades sebagai Titran
Erlenmeyer

Erlenmeyer
Kosong
(gram)
Erlenmeyer +
Asam Asetat
(gram)
Erlenmeyer +
Asam asetat +
Aquades
(gram)
Erlenmeyer + Asam asetat + Aquades + Kloroform
(gram)
Volume
(mL)
1
95,07
96,20
105,21
107,91
9
2
98,12
100,20
108,01
119,24
8
3
96,48
99,60
106,64
116,98
7,50
4
93,55
97,64
103,67
115,23
8
5
94,04
99,25
104,15
128,30
16,50
6
   95,07
101,30
105,43
113,70
6,50
7
98,12
105,53
108,63
113,42
33
8
96,48
105,11
107,05
119,40
8,50
9
93,55
103,13
104,12
133,06
0,60

Fraksi Mol Air
Fraksi Mol Asam Asetat
Fraksi Mol Kloroform
79,99%
3,02%
16,99%
77,10%
6,18%
16,72%
73,87%
9,79%
16,33%
67,04%
13,62%
19,34%
48,48%
15,50%
36,01%
56,96%
25,81%
17,22%
51,64%
36,59%
11,76%
30,37%
40,52%
29,11%
11,99%
34,96%
53,04%

F.      Pembahasan
           Praktikum yang berjudul diagram terner sistem zat cair tiga komponen bertujuan untuk mempelajari kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut, serta menggambarkan diagram fase untuk tiga komponen. Prinsip kerja dari percobaan ini ialah melakukan ekstraksi dari dua komponen yang berbentuk cair. Komponen cair yang digunakan ialah akuades, kloroform, serta asam asetat glasial. Dalam hal ini, metode yang digunakan ialah metode titrasi. Metode titrasi dilakukan dengan menambahkan zat ketiga yang mampu menambahkan, atau mengurangi campuran dari kedua larutan tersebut. Selain itu, metode titrasi juga digunakan untuk menentukan volume titran pada titik akhir titrasi, yang biasanya ditandai dengan perubahan warna pada akhirnya.
           Pada praktikum kali ini, dibagi dalam dua tahapan. Pertama, digunakan kloroform sebagai titrannya, kemudian yang kedua digunakan akuades sebagai titrannya. Tahap pertama, dicampur antara larutan asam asetat dengan akuades, dengan variasi volume. Pemvariasian volume dimaksudkan untuk memudahkan saat membuat kurva diagram terner. Pada langkah sebelumnya, telah ditimbang erlenmeyer kosongnya, serta pada setiap penambahan larutan dilakukan penimbangan.
           Setelah itu, dilakukan titrasi dengan kloroform sebagai titrannya. Digunakan kloroform sebagai titrannya karena kloroform bersifat non polar. Karena sifat non polar itulah, kloroform tidak dapat larut dalam campuran larutan air serta asam asetat glasial, dimana air bersifat polar, sedangkan asam asetat glasial bersifat semi polar. Dilakukan penimbangan pada masing-masing  penambahan larutan, bertujuan agar bisa diketahui massa dari akuades, asam asetat glasial, serta kloroform.
           Setelah diketahui massa dari masing-masing larutan, bisa dicari nilai molnya, kemudian fraksi molnya yang nantinya dapat digambarkan diagram ternernya. Terjadi perubahan warna dari larutan tidak berwarna menjadi berwarna keruh, karena hal ini telah tercapai titik akhir titrasi. Hal ini terjadi karena penambahan kloroform pada campuran kedua larutan itu mengakibatkan pecahnya campuran kedua larutan, menjadi dua larutan konjugat terner. dalam hal ini, campuran yang merupakan fasa tunggal, kemudian berubah menjadi fasa biner. Hal ini terjadi karena, pada penambahan kloroform akan mempengaruhi kelarutan dari campuran larutan antara air serta asam asetat glasial. Dimana dalam hal ini, kloroform akan larut sebagian dalam air, dan sebagian lagi dalam asam asetat glasial.
           Ada beberapa dari campuran larutan yang ketika dititrasi ternyata warnanya menjadi tidak berwarna, saat sebelumnya telah keruh. Hal ini disebabkan karena telah melewati titik akhir titrasi (terlalu jenuh), sehingga campuran larutan akan kembali pada warna awal campuran larutan tersebut.
           Berdasarkan data yang diperoleh praktikan, fraksi mol dari air cenderung turun, fraksi mol asam asetat glasial cenderung naik, sedangkan fraksi mol kloroform cenderung turun, walaupun ada beberapa data yang menyimpang. Kepolaran masing-masing larutan yang berbeda akan menyebabkan masing-masing larutan tidak bisa larut dalam campuran larutan. Hal ini terjadi karena asam asetat glasial yang bersifat semi polar akan melarutkan akuades dan kloroform dengan baik. Sehingga untuk cairan yang saling melarutkan, konsentrasinya cenderung berbanding terbalik. dan membentuk daerah berfasa tunggal. Sedangkan untuk larutan yang tidak dapat larut, membentuk daerah berfasa biner.
           Kemudian, data yang diperoleh mengenai fraksi mol antara akuades, asam asetat glasial, serta kloroform dibuat dalam sebuah diagram terner. Dimana diagram terner merupakan diagram fasa zat cair tiga komponen, yang digambarkan dalam bentuk segitiga sama sisi. Digunakan diagram tener bertujuan untuk memudahkan memahami pengaruh dari penambahan larutan terhadap campuran dua larutan sebelumnya. Diagram terner dibuat dengan menarik garis. Garis yang menghubungkan titik-titik menggambarkan kadar dari setiap zat yang terlibat adalah titik dimana terjadi pencampuran sempurna antara ketiga zat yang terlibat dalam pencampuran ini. Bisa diketahui titik tripel sebagai titik pertemuan antara campuran ketiga larutan itu. Dimana pada titik tripel tersebut, larutan telah tercampur secara sempurna.
           Selanjutnya, digunakan air sebagai titrannya. Pada prinsipnya, sama dengan saat kloroform digunakan sebgai titrannya. Dicampurkan antara asam asetat glasial, serta kloroform dengan pemvariasian volume. Pemvariasian volume dimaksudkan untuk memudahkan saat membuat kurva diagram terner. Dilakukan penimbangan saat dilakukan penambahan, dimana dari hasil penimbangan, dapat diketahui mol, serta fraksi mol untuk menggambarkan grafiknya.
           Saat dilakukan titrasi dengan air, terjadi pemisahan antara kloroform dengan asam asetat glasial. Hal ini terjadi karena kedua larutan tidak dapat saling larut. Kemudian, terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna keruh. Hal ini menandakan bahwa telah tercapai titik akhir titrasinya.
           Berdasarkan data yang diperoleh praktikan, fraksi mol antara akuades dengan asam asetat glasial cenderung naik, sedangkan kloroform cenderung turun. Hal ini dapat terjadi karena sifat asam asetat glasial yang semi polar dimana dapat melarutkan klroform dengan baik, dan sesuai dengan teori yang ada.
           Dari data fraksi mol itulah, dibuat diagram ternernya. Selain itu, dibuat juga kurva yang merupakan gabungan dari diagram terner dari erlenmeyer pertama sampai ke sembilan.

G.    Kesimpulan
1. Kelarutan suatu zat terhadap suatu pelarut dapat dipelajari melalui metode titrasi, yang dapat dilihat melalui proses percampuran antara ketiga larutan. proses percampuran yang terjadi antara asam asetat glasial dengan kloroform merupakan percampuran homogen. Sedangkan percampuran antara kloroform dengan akuades, merupakan percampuran heterogen.
2. Diagram fase tiga komponen zat cair dapat digambarkan melalui diagram terner. Dimana diagram terner digambarkan dalam bentuk segitiga sama sisi. Digunakan diagram terner bertujuan untuk memudahkan memahami pengaruh dari penambahan larutan terhadap campuran dua larutan sebelumnya. Diagram terner dibuat dengan menarik garis. Garis yang menghubungkan titik-titik menggambarkan kadar dari setiap zat yang terlibat adalah titik dimana terjadi pencampuran sempurna antara ketiga zat yang terlibat dalam pencampuran ini. Bisa diketahui titik tripel sebagai titik pertemuan antara campuran ketiga larutan itu. Dimana pada titik tripel tersebut, larutan telah tercampur secara sempurna.

H.    Daftar Pustaka











LAMPIRAN
1. Proses Perhitungan
a. Kloroform Sebagai Titran
Erlenmeyer

Erlenmeyer
Kosong
(gram)
Erlenmeyer +
Asam Asetat
(gram)
Erlenmeyer +
Asam asetat +
Aquades
(gram)
Erlenmeyer + Asam asetat + Aquades + Kloroform
(gram)
Volume
(mL)
1
95,07
96,20
105,21
107,91
9
2
98,12
100,20
108,01
119,24
8
3
96,48
99,60
106,64
116,98
7,50
4
93,55
97,64
103,67
115,23
8
5
94,04
99,25
104,15
128,30
16,50
6
   95,07
101,30
105,43
113,70
6,50
7
98,12
105,53
108,63
113,42
33
8
96,48
105,11
107,05
119,40
8,50
9
93,55
103,13
104,12
133,06
0,60

massa asam asetat
(gram)
massa aquades
(gram)
massa kloroform
(gram)
mol A.asetat
(mol)
mol Aquades
(mol)
mol kloroform
(mol)

1,13
9,00
2,70
0,02
0,50
0,02
2,08
7,80
11,23
0,03
0,43
0,09
3,11
7,04
10,34
0,05
0,39
0,09
4,09
6,03
11,56
0,07
0,33
0,10
5,22
4,90
24,15
0,09
0,27
0,20
6,23
4,12
8,28
0,10
0,23
0,07
7,41
3,09
4,79
0,12
0,17
0,04
8,63
1,94
12,34
0,14
0,11
0,10
9,58
0,99
28,95
0,16
0,05
0,24

fraksi mol air
fraksi mol asam asetat
fraksi mol kloroform
79,99%
3,02%
16,99%
77,10%
6,18%
16,72%
73,87%
9,79%
16,33%
67,04%
13,62%
19,34%
48,48%
15,50%
36,01%
56,96%
25,81%
17,22%
51,64%
36,59%
11,76%
30,37%
40,52%
29,11%
11,99%
34,96%
53,04%

b. Akuades Sebagai Titran
Erlenmeyer

Erlenmeyer
Kosong
(gram)
Erlenmeyer +
Asam Asetat
(gram)
Erlenmeyer +
Asam asetat +
Kloroform
(gram)
Erlenmeyer +
Asam asetat + Kloroform +
Aquades
(gram)
Volume
(mL)
1
95,07
96,21
109,39
109,97
0,60
2
98,12
100,20
112,22
118,28
6
3
96,48
99,60
109,66
110,07
0,50
4
93,55
97,64
106,68
107,18
0,50
5
94,04
99,25
106,79
107,75
0,60
6
   95,07
101,30
107,22
109,41
2,10
7
98,12
105,53
109,77
113,86
4,20
8
96,48
105,11
107,93
112,91
5
9
93,55
103,13
106,43
112,55
6,20

Massa asam asetat (gram)
Massa kloroform (gram)
Massa akuades (gram)
Mol asam asetat
Mol kloroform
Mol akuades
1,13
13,18
0,58
0,02
0,11
0,03
2,08
12,02
6,06
0,03
0,10
0,34
3,11
10,07
0,40
0,05
0,08
0,02
4,09
9,04
0,50
0,07
0,07
0,03
5,22
7,54
1,00
0,09
0,06
0,05
6,23
5,92
2,18
0,10
0,05
0,12
7,41
4,23
4,09
0,12
0,03
0,23
8,63
2,82
4,98
0,14
0,02
0,28
9,58
3,30
6,12
0,16
0,03
0,34


Fraksi Mol Air
Fraksi Mol Asam Asetat
Fraksi Mol Kloroform
19,99%
11,68%
68,33%
71,33%
7,36%
21,30%
14,16%
32,71%
53,13%
16,15%
39,71%
44,13%
26,21%
42,77%
31,02%
44,16%
37,79%
18,04%
58,86%
31,97%
9,17%
62,33%
32,36%
5,31%
64,49%
30,28%
5,23%


Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seberkas Cahaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger