Alas Tidurku
Tinggal Tanah
(Krapyak, 12 Januari 2015 Saat Mendengar Kabar Duka dari Mocrofone Masjid)
Alas tidurku kelak, tinggalah tanah
Ia membungkusku
Ia menguburku
Dalam kegelapan dan kesendirian
Sekelilingku hanyalah bongkahan tanah yang menembok
Ia pun menimbun atas diriku
Juga di bawahku
Liang ini pun gelap gulita
Disinilah tempat dan waktunya
Bagi kesendirian dan keterasinganku
Yang sesungguhnya
Kenyataan mengenai seberkas cahaya
Telah menunjukkan kebenarannya
Oh, malangnya
Aku telah mengabaikan
Aku telah melupakan
Kepulanganku pada Allah
Keluarga, sahabat, musuh
Kini telah sirna dari pandangan
Mereka telah meninggalkan janji persaudaraan yang dulu terucap
Harta, kini pun telah tiada
Kemegahan hati
Kecongkakan hatipun telah sirna
Semuanya adalah masa lalu
Cuma masa lalau
Nama kebesaran yang ku agungkan
Aku pun telah kehilangannya
Gemerlap kebanggaan dan kepongahan
Tiap kali
Nama itu disanjung dan dipuji
Inilah akhir dari segala kefanaan dunia
Alas tidurku pun tinggal tanah
Tinggal tanah
Sayang telah menjauh dari lubuk hati dan jiwa
Cinta telah terpisah dari kerinduannya
Hanya tersisa ratapan tangisan mereka
Air mata telah gersang dalam dekapan duka
Alas tidurku kini tinggalah tanah
Semesta menyempit, hingga terasa menyesakkan jiwa
Kecuali bagi mereka yang baik amalnya
Bagaimana keadaan alas tidurku nanti?
Banyak ku abaikan perintahNya dan ku lakukan laranganNya
Hanya bisa berharap padaNya
Pada Sang Pemilik Waktu
Bagaimana nanti?
Semoga khusnul khatimah
Khusnul khatimah
Aamiin
Sembah sujudku padaMu Duhai Pemilik Kehidupan
Posting Komentar