Guratan Kisah Ber”Khidmah” Di Al-Khidmah Kampus



Guratan Kisah Ber”Khidmah” Di Al-Khidmah Kampus
Oleh: Arum Pangesti
Al-Khidmah memiliki pengertian melayani, menjunjung tinggi kefithrahan, mengabdi keharibaan Allah SWT, mensuri tauladani Rasulullah SAW, menegakkan dan meneruskan amaliyah ulama assalafuna assolihun, berbakti kepada nusa dan bangsa dalam negara kesatuan RI, serta dalam naungan dan lindungan ahlussunah wal jamaah. Al-Khidmah Kampus atau yang dikenal dengan sapaan AKK merupakan tempat yang mewadahi para mahasiswa yang ingin menjadi bagian dari Al-Khidmah tanpa menyimpang dari Al-Khidmah itu sendiri.
Al-Khidmah Kampus menjadi bergengsi karena di dalamnya tidak hanya bernaung dalam majelis dzikir, sholawat, dan manaqiban saja, tetapi mengikuti jiwa muda mahasiswa yang memang masih menggebu. Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) sebagai salah satu kota besar di Indonesia, biasanya menjadi salah satu sorotan dalam bidang organisasi, karena di DIY sendiri banyak organisasi bertaburan di dalam kampus maupun di luar kampus.
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Al-Khidmah Kampus yang belum lama berdiri dan matang ini bisa merambah di berbagai kampus, khususnya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menjadi bagian dari pengurus Al-Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga dan Al-Khidmah Kampus Yogyakarta merupakan satu amanah dan tanggung jawab besar bagi diri pribadi. Bertindak sebagai sekretaris dan ketua keputrian untuk Daerah Istimewa Yogyakarta menambah semangat khidmah. Tak ingin sekadar menjadi jamaah saja, rasa-rasanya kurang greget jika tidak andil demi mewujudkan mimpi Romo Yai Asrori Al-Ishaqi untuk menjadikan Al-Khidmah sebagai oase dunia, melalui dunia kampus.
Berbagai suka dan duka menjadi pengurus Al-Khidmah Kampus telah banyak dilalui. Bumbu-bumbu organisasi inilah sebagai ajang pendewasaan diri, ajang berkhidmah, ajang melatih diri, ajang kontrol diri, serta ajang mawas diri. Bertindak sebagai sekretaris di Al-Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga yang dalam hal ini bertugas untuk mempresensi jamaah majelis tiap Jumat sore di masjid kampus UIN, merekap jamaah baru dan lama, membuat surat, dan lain sebagainya, merupakan salah satu jalan yang bisa membuat saya mampu memperbaiki kadar tulisan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini dikarenakan, mau tidak mau secara terpaksa harus mampu menulis dengan baik dan benar, dan hal ini berimbas pada kualitas menulis secara keseluruhan pada diri pribadi.
*****
Kemudian sebagai ketua keputrian DIY, belum pantas rasanya jika menyandang nama tersebut. Banyak yang lebih berkompeten dan mampu untuk membawa mahasiwa putri menjadi lebih baik. Terbukti sampai saat ini, keputrian di Al-Khidmah Kampus Yogyakarta belum menunjukkan taringnya secara terang-terangan. Kevakuman ini dikarenakan diri pribadi yang belum mampu mengkoordinir dengan baik, entah karena alasan kesibukaan dan lain sebagainya. Tetapi, secara non formal, keputrian di Al-Khidmah Kampus Yogyakarta sering berkumpul bersama meskipun hanya membuat acara masak-masak, kumpul dan sharing bersama.
Hal yang menarik bukan? Meskipun tidak menutup mata bahwa keputrian di Al-Khidmah Kampus Yogyakarta pernah mengalami masa kejayaan dengan membuat berbagai produk seperti bross, jilbab untuk diperjualbelikan. Bagaimana seharusnya? Kita ikuti jejak dan meneruskan estafet keberhasilan mereka mulai dari sini “Al-Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga”.
Komitmen dan kemauan merupakan salah satu kunci utama dalam organisasi. Komitmen yang ada haruslah dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Tak mau memicingkan mata, hal ini belum terlalu tertanam dalam Al-Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga dan Al-Khidmah Kampus Yogyakarta. Hal ini  terlihat ketika mengadakan sebuah agenda atau rapat, para anggota belum mampu disiplin sesuai waktu yang ditentukan. Siapa yang haris disalahkan? Oh, tentu tidak ada. Hal itu merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang harus dimaklumi. Sayangnya terkadang kita tak mau belajar dari kesalahan dan kegagalan. Jikalau sudah tau hal ini kurang tepat, maka perbaikilah dimulai dari diri sendiri.
Al-Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga dengan personil pengurus yang tidak terlalu banyak terkadang memaksakan diri untuk melakukan berbagai hal. Misalnya, agenda rutin malam Sabtu tiap awal bulan, majelis rutin Jumat sore, Pendidikan Anggota Dasar (PAD) tiap tahun, majelis rutin malam Sabtu pada minggu ke-3 setiap bulan, dan lain sebagainya. Hal ini mungkinlah yang menjadikan para personil Al-Khidmah Kampus menjadi semakin solid. Hal ini juga lah yang menjadikan Al-Khidmah Kampus Yogyakarta menjadi sorotan bagi jamaah Al-Khidmah dan ndalem. Banyak isu yang bertebaran bahwa Al-Khidmah Kampus harus vakum karena tak sejalan dengan Al-Khidmah itu sendiri. Bagian mana yang tak sejalan?
Hal itulah yang sangat menggelitik bagi saya pribadi. Jelas-jelas kami melaksanakan majelis sesuai dengan tuntunan. Bacaannya juga sesuai iklil, so what? Harusnya kami itu didukung, bukankah sungguh hal yang membahagiakan ketika banyak anak muda yang mengikuti majelis dzikir? Bukankah hal yang membahagiakan ketika Al-Khidmah dikenal dan dikuti oleh banyak orang? Lantas, apa yang dikhawatirkan duhai hati? Namanya juga anak muda, tak bisa frontal langsung memperkenalkan Al-Khidmah sesuai definitif. Kami ajak makan bersama, jalan-jalan bersama, adakah hal yang salah?
Heran dengan semua itu? Ah, biasa saja. Inilah bentuk dari kasih sayang dan perhatian mereka terhadap kita para punggawa Al-Khidmah Kampus. Dengan lantang kami jawab, “Kami tak keluar dari jalur Al-Khidmah”. Mari kita kembali ke jalan yang benar, yaitu kisah menjadi pengurus dan panitia. Tak usah panjang lebar, menjadi pengurus ya seperti ini ada dan rasanya. Kalau tak kuat, maka menyerahlah dari sekarang, vakumlah dan rehatkan pikiran, setelah dirasa tak terlalu membebani, kembalilah berkhidmah. Benarkah harus seperti itu? “NO”. Kalau khidmah itu tidak boleh setengah-setengah. Al-Khidmah Kampus bukanlah tempat pijakan sementara dan bukanlah tempat uji coba ikut-ikutan organisasi. Kalau sungguh-sungguh, ikutlah dengan Al-Khidmah Kampus. Karena yang dibutuhkan adalah orang yang benar-benar mau segenap jiwa dan raganya disini. Bukan menghilang, lalu muncul kembali. Karena Al-Khidmah Kampus ini butuh orang-orang yang berdedikasi tinggi agar Al-Khidmah Kampus menjadi perantara oase dunia. Sadar dengan keadaan Al-Khidmah Kampus yang belum matang, maka tunjukkanlah khidmahmu disini duhai kawan.
*****
Pendidikan Anggota Dasar (PAD) merupakan salah satu bagian integral dari sekian banyak agenda di Al-Khidmah Kampus. Pendidikan Anggota Dasar (PAD) merupakan salah satu cara merekrut jamaah dan kader. Terkadang, alumni Pendidikan Anggota Dasar (PAD) pun tak semuanya mau menjadi pengurus, karena letak titik kenyamanan mereka adalah menajdi jamaah murni. Sudah 3 kali tercatat Al-Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga dan Al-Khidmah Kampus Yogyakarta mengadakan PAD. Pertama, di Mangunan, Imogiri 26-28 April 2013 dengan tema “Mencetak Generasi Muda Yang Berakhlak Mulia Dan Berprestasi”. Kedua, di Laboratorium Geospasial Parangtritis mengangkat tema “Next Step To Oase Dunia”. Ketiga. Di Joglo Abang, Mlati Sleman pada tanggal 28-29 November 2014 dengan tema”Kebangkitan Al-Khidmah Kampus Yogtakarta: Dari Yogya Untuk Indonesia”.
Berdasarkan tema yang diangkat dalam setiap PAD Al-Khidmah Kampus, sungguh sangat berbobot. Pada PAD pertama, saya berlaku sebagai peserta di dalamnya. Mendengarkan materi dari orang-orang luar biasa, hingga bisa mencuri ilmu dari mereka. Kemudian, saat PAD kedua dan ketiga diamanahi menjadi panitia di dalamnya. Saat PAD kedua dipasrahi menjadi sekretaris. Membuat proposal, surat peminjaman tempat, surat izin, dan lain sebagainya. Mencari dana proposal kemanapun kaki dipijak. Sungguh diluar dugaan, peserta yang datang hanya berjumlah 5 orang. Batin ini menjerit karena merasa gagal dengan jumlah peserta yang sedikit itu. Adakah cara kami salah? Adakah saya tidak berkompeten menjadi panitia? Semua itu membuat kalut dan kacau pikiran. Ingin menangis, tetapi masih di lokasi PAD, ingin teriak tapi rasanya malu, ah. Tetapi, walaupun pesertanya sedikit, semangat kami tetap membara.
PAD ketiga, diamanahi menjadi ketua panitia. What? Apa? Kok bisa? Lho kok? Kok Arum? Semua itu muncul di benak pikiran ketika ditunjuk menjadi ketua panitia di acara PAD kali ini. Dan yang membuat tambah pikiran adalah PAD tingkat Indonesia dengan persiapan 1 bulan. Sedang sibuk-sibuknya PLP (Program Latihan Profesi) sebagai jalan menempuh S-1 jurusan saya, eh malah dapat durian yang sadap kataku. Karena posisi saya saat itu tak ada kendaraan, hanya mahasiswa biasa yang masih labil emosinya, dan jarang sekali andil dalam agenda besar seperti ini.
Diadakanlah rapat perdana  dengan semangat dan antusiasme yang tinggi. Membagi tiap orang dalam setiap divisi atau per sie untuk memikirkan bagaimana dan harus seperti apa acara ini berlangsung. Hari beganti hari, acara PAD semakin mendekati tanggal yang telah ditentukan. Ada yang mengundurkan diri dari kepanitiaan, ada yang tidak ikut serta dalam PAD, dan hal lain sebagainya yang membuat saya menangis tiap malam dan tak doyan makan. Jujur itulah yang saya rasakan, karena saya merasa gagal merangkul panitia, bagaimana acara akan sukses jika merangkul panitia saja tidak bisa? Bagaimana dengan peserta nantinya?
Dag dig dug… jumlah peserta yang awal target 100, tapi sampai saat itu yang daftar baru 5 orang. Lemes dan kalut pikiran pun terbawa saat PLP di sekolah. Dana belum ada, peserta belum ada, lantas? Allah maha baik, Allah maha segalanya.
Suka dan duka, tangis dan tawa menyelimuti hati dan pikiran. Mencari dana yang nyasar, yang ban bocor, Allah Karim, nikmat sekali. Ya, inilah perjuangan inilah rasanya berkhidmah. Semua ini dijadikan pengalaman dan pembelajaran, bahwa banyak orang di luar sana yang lebih hebat khidmahnya. Alhamdulillah, wa syukrulillah.
Hari PAD pun datang, Allahu Akbar Allahu Akbar. “terkadang kita tidak PD dengan kesiapan, tetapi Allah telah merencanakan keindahan”, kata ini dikutip dari seseorang yang menjadi penyemangatku. Luar biasa, acara ini sukses, acara ini besar, karena proses yang kami lewatipun banyak aral dan banyak kisah. Jujur, kami belum bisa memberikan yang terbaik untuk para peserta dan pemateri. Para peserta dan panitia laki-laki harus tidur di luar dengan suasana dingin yang menusuk hingga ke tulang-tulang. Tapi, inilah sensasinya. Saya tidak andil banyak dalam PAD kali ini, seksi acaralah yang membuat acara ini sukses dan kawan panitia yang lain.
Dari Yogya untuk Indonesia, dari Al-Khidmah Kampus untuk bangsa tercinta. Sebenarnya, inilah awal dari kebangkitan Al-Khidmah Kampus, bukan semuanya telah berakhir karena mampu melahirkan kader baru. Inilah tonggak estafet bagaimana para pengurus mampu meregenerasi kader yang kompeten dan mau berkomitmen.
Salam kebangkitan Al-Khidmah Kampus, tak ku biarkan orang lain menyentuh dan merenggut semangatmu duhai punggawa AKK. Inilah guratan kisahku selama menjadi pengurus Al-Khidmah Kampus. Mana ceritamu?

Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seberkas Cahaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger