“Aku tidak pernah
keberatan menunggu siapa pun berapa lama pun selama aku mencintainya"
(dalam cerpen Linguae, Linguae, Gramedia, 2007)”
“mencintaimu adalah
bahagia & sedih;
bahagia karna memilikimu dalam kalbu;
sedih karena kita sering berpisah”
― W.S. Rendra“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.”
― Dee, Rectoverso “Maafkan
Jika senyumku
Tersembunyi dibalik air mata
Dan kata-kata mesra
Menjadi tanpa daya
Karena terperangkap
Dalam Prasangka
Tapi Tuhan Tahu..
Cinta yang kupunya
Lebih berwarna
Dari yang kau kira”
― Asma Nadia
bahagia karna memilikimu dalam kalbu;
sedih karena kita sering berpisah”
― W.S. Rendra“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.”
― Dee, Rectoverso “Maafkan
Jika senyumku
Tersembunyi dibalik air mata
Dan kata-kata mesra
Menjadi tanpa daya
Karena terperangkap
Dalam Prasangka
Tapi Tuhan Tahu..
Cinta yang kupunya
Lebih berwarna
Dari yang kau kira”
― Asma Nadia
Mencintai angin harus
menjadi siut...
Mencintai air harus menjadi ricik...
Mencintai gunung harus menjadi terjal...
Mencintai api harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...
MencintaiMu harus menjadi aku”
― Sapardi Djoko Damono“Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar”
― Chairil Anwar“Cinta dan memberi adalah dua kata sejati dalam kamus nurani”
― Helvy Tiana RosaDalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu..
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
(1989)”
― Sapardi Djoko Damono
Mencintai air harus menjadi ricik...
Mencintai gunung harus menjadi terjal...
Mencintai api harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...
MencintaiMu harus menjadi aku”
― Sapardi Djoko Damono“Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar”
― Chairil Anwar“Cinta dan memberi adalah dua kata sejati dalam kamus nurani”
― Helvy Tiana RosaDalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu..
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
(1989)”
― Sapardi Djoko Damono
Posting Komentar