Ini
Memang Curahan Hatiku
Nanti,
insyaallah 2015 saya kan lulus dari UIN SUKA pend. Kimia
Entah
apa yang membebani pikiran saya, terlintas sebuah gagasan untuk menunda
kelulusan agar bisa terus berada dalam majelis al khidmah kampus. Entah itu
konyol ataupun apa, tetapi sempat terlintas demikian. Jujur, saya memang belum
lama mengenal al khidmah. Baru tahun 2012 saya bergabung di dalamnya, walaupun
tidak selalu hadir dalam majelisnya, entah mengapa saya merasakan getaran yang
begitu luar biasa dalam batin ini. Di rumah memang ada majelis dzikir dan
sholawat, tetapi mungkin karena pengemasan yang begitu menarik di dalam al
khidmah, seingga saya menjadi jatuh hati di dalamnya.
Pertama
kali mengikuti majelis rutin di maskam uin, dipimpin oleh seorang yang belum
saya kenal, aduhai suaranya…subhanallah… benar-benar merinding disko…
Semakin
kesini, 16 januari 2014 entah mengapa saya selalu ingin aktif mengikutinya,
seperti seorang kekasih yang ingin selalu bersamanya. Entah mengapa hati ini
selalu rindu mendengar lantunan majelis dzikirnya.
Duhai
hati yang terkadang tak tahu arah, entah mengapa setiap membuka kembali rekaman
yang memang saya suka merekam sendiri ketika saya mengikutinya, selalu menetes
air mata ini. Ingin sekali berkhidmah di dalamnya, tetapi terkadang terhambat
kendaraan, dan lain sebagainya. Entah orang lain menganggap saya konyol ataupun
apa dengan prinsip saya, tetapi itulah saya. Ketika orang lain mengatakan
tumben, ah apa iya? Iya mungkin saya baru pernah, tetapi jauh dalam lubuk hati
saya, saya benar-benar ingin selalu hadir. Apakan ruhaniah saja cukup? Bagiku
raga dan jiwa kalau bisa harus bisa hadir
Ya
Rabb… setelah lulus nanti, apakah saya bisa mengikuti majelis al khidmah? Di
daerah saya belum ada majelis ini, apakah saya harus berjuang disini? Apa ini
khidmah ku yang sebenarnya setelah lulus nanti?
Ah….
Rasa-rasanya ku ingin menetap di jogja sini. Tetapi, bagaimana? Di jogja pun
belum bisa istiqomah L
Lantas???