Al Khidmah Kampus adalah Organisasi Kader
M. Najib Yuliantoro
Mendengar kawan-kawan Al Khidmah Kampus UIN Sunan Kalijaga
bersemangat menggelar Pendidikan Anggota Dasar (PAD), 26-28 April 2013,
cukuplah membuat hati saya bersyukur sangat dalam. Betapa tidak, ikhtiar
ini, bagi saya, begitu brilian, lebih-lebih mengingat sistem kaderisasi
yang berjalan di tubuh Al Khidmah Kampus selama ini masih dalam proses
perintisan.
Saya katakan “perintisan”, sebab meski usianya sudah memasuki hampir
tahun ke-3, Al Khidmah Kampus belum bisa disebut sebagai organisasi
“mapan” andaikata ukurannya adalah sistem kaderisasi, disiplin
organisasi, tertib administrasi, apalagi kemandirian ekonomi. Sehingga,
dengan keberanian kawan-kawan Al Khidmah Kampus UIN mengawali
penyelenggaraan sistem kaderisasi ini, cukuplah itu menjadi petunjuk
yang sangat terang, bahwa telah terjadi pergeseran pergerakan yang
menggembiarakan, dari yang dahulu Al Khidmah Kampus sebagai semata-mata
“organisasi massa”, kini telah bermetamorforsis menjadi “organisasi
kader”. Saya begitu gembira dan bersyukur, sebab saya yakin, itulah
maksud esensial Al Khidmah Kampus dahulu dihadirkan, yaitu sebagai
organisasi kader!
Tujuan utama penyelenggaraan PAD, pada prinsipnya, sejatinya
sangatlah sederhana walaupun itu penting: untuk memperkenalkan Al
Khidmah Kampus kepada para mahasiswa baru secara lebih sistematis,
terarah dan profesional. Saya masih ingat, dulu, awal-awal, cara
memperkenalkan Al Khidmah Kampus dengan cara-cara yang sama sekali
‘aneh’ jika bukan unik: olahraga, ngopi bareng, arisan bareng,
rujakan bareng, jalan-jalan bareng, dan kongkow bareng. Tetapi kini,
cara perkenalannya, alhamdulillah, jauh lebih baik, terarah, sistematis
dan profesional, betapapun cara-cara yang lama, dalam beberapa
kesempatan tertentu, tidak harus dibuang karena masih sangat relevan
digunakan.
PAD adalah sistem kaderisasi yang terarah, sistematis dan profesional, kenapa demikian? Sebab,
pertama,
mahasiswa yang ikut PAD adalah orang-orang baru, yang diharapkan
setelah mengikuti Pendidikan ini, mereka memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang baik tentang sejarah, visi dan kegiatan Al Khidmah
Kampus.
Saya katakan PAD sebagai sistem kaderisasi yang terarah, selain sebab
hal-hal di atas, selepas ini, mereka diperkenankan untuk mengikuti
Pendidikan tingkat lanjut, yakni Pendidikan Kader Madya (PKM) dan
Pendidikan Kader Utama (PKU). Harapannya, setelah mengikuti berbagai
level Pendidikan Kader tersebut, muncul kader-kader baru yang tidak
hanya paham bagaimana menyelenggarakan dan mengisi majlis, namun juga
paham bagaimana organisasi ini mesti dijalankan secara profesional dan
disiplin.
Kedua, materi yang akan diberikan di dalam PAD kali ini meliputi:
Pengantar Al Khidmah, Pengantar Al Khidmah Kampus, Strategi Sukses Akademik, Keorganisasian, Kepemimpinan, Pendidikan Majlis dan
Permainan Edukasi.
Materi-materi ini telah disusun secara sistematis dan terukur,
disesuaikan dengan kapasitas peserta yang rata-rata adalah “anggota
pemula” dan mahasiswa semester awal.
Selepas mendapatkan materi, mereka juga tidak dibiarkan “pasif” hanya
sebagai pendengar, namun diberi kebebasan seluas-luasnya untuk
mengajukan pendapat, pandangan, berkreasi, berinisiatif, serta
dikondisikan untuk menulis seluruh hasil diskusi materi agar apa yang
telah disampaikan di dalam Pendidikan nanti tidak menguap sia-sia.
Mereka, para peserta, dikondisikan untuk menjadi “anggota aktif”,
karena merekalah “agent” sesungguhnya di masa depan dan bukan lagi kita.
Di tangan merekalah, nasib Al Khidmah di masa depan dipertaruhkan. Maka
mereka, sekali lagi, harus diajari bagaimana menjadi “agent” yang
“aktif”. Jika memiliki kelemahan, bukan diolok-olok, dimarahi atau
dibenci, tetapi diisi kelemahan itu dengan hal-hal yang lebih positif,
dan carannya pun harus dengan cara yang santun, hormat, menghargai,
terbuka, dan penuh kasih sayang.
Ketiga, PAD dilaksanakan dengan pendekatan yang sangat
profesional, sebab orang-orang yang terlibat di dalam proses pendidikan
ini telah melampui serentetan persiapan yang panjang dan tidak
sederhana. Baik panitia maupun pengisi materi adalah orang-orang
pilihan, yang dianggap memiliki kapasitas di bidangnya masing-masing.
Tidak ada lagi pekerjaan yang dilakukan secara “keroyokan” seperti
umumnya organisasi masa. Namun, setiap subjek mengerjakan “apa” sesuai
takaran amanahnya masing-masing. Dari pembelajaran kepanitian macam ini,
kita dapat belajar untuk menjadi pribadi yang “fokus” terhadap
kewajiban dan bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas sampai tuntas.
Tidak ada lagi tumpang-tindih pekerjaan (
overlapping) karena setiap pekerjaan telah memiliki tuannya masing-masing.
Jadi, jika dirumuskan secara ringkas, PAD sebagai sistem kaderisasi,
sangatlah penting. Tujuannya tidak lain supaya segera terbentuk
kader-kader mahasiswa yang tidak hanya paham bagaimana menyelenggarakan
dan mengisi majlis, namun juga paham bagaimana menjalankan organisasi
ini dengan profesional dan disiplin. Poin terakhir ini, bagi saya, perlu
diperhatikan lebih serius, sebab jika tidak, mau pakai cara apalagi “Al
Khidmah sebagai Oase Dunia” itu akan diwujudkan? Apakah cukup dengan
YAKIN? Saya rasa tidak. Tetap harus melalui IKHTIAR. Dan, sistem
kaderisasi inilah salah satu ikhtiar kecil dari teman-teman Al Khidmah
Kampus UIN Sunan Kalijaga.
Barangkali cara ini dianggap bertele-tele, menguras waktu, butuh
kesabaran dan ketekunan yang tinggi. Namun, tenang saja, jika sistem ini
dijalankan secara konsisten sampai tingkat pengkaderan tahap lanjut,
saya yakin, akan terlahir generasi baru Al Khidmah Kampus yang,
tentunya, lebih baik dari generasi hari ini. Jika pun sistem kaderisasi
ini kurang sempurna, saya yakin, mereka yang lahir dari sistem
kaderisasi ini, akan memperbaikinya dengan lebih sempurna.
PAD sebagai sistem kaderisasi dan regenerasi, adalah suatu langkah
pertama dari ribuan langkah yang akan terus-menerus dijalankan oleh Al
Khidmah Kampus di masa-masa yang akan datang. Jika ingin memetik buah,
tentunya tidak hari ini, tetapi tunggulah beberapa tahun yang akan
datang. Alhasil, betapapun langkah ini adalah kecil dan sederhana,
marilah kita tetap menjadi generasi optimis. Bukankah dalam sejarah
selalu diajarkan bahwa sesuatu yang besar selalu bermula dari hal-hal
yang kecil dan sederhana? Bukankah seribu langkah selalu diawali dari
sejengkal langkah pertama?
Hanya kepada Allah lah kita patut mengharap. Saya yakin Al Khidmah
Kampus lahir di dunia ini bukan untuk sia-sia. Mudah-mudahan PAD perdana
ini berjalan dengan sukses dan menghasilkan sesuatu yang bermakna.
Al-Fatihah
Bakungan, 24 April 2013
About these ads